Landasan pendidikan memberikan pijakan dan arah
terhadap pembentukan manusia Indonesia, serta mendukung perkembangan masyarakat
, bangsa dan negara.
Beberapa
landasan pendidikan yaitu
1.
Landasan
Filosofis
2.
Landsan Sosiologis
3.
Landasan Kultural
4.
Landasan Psikologis
5.
Landasan Ilmiah dan Teknologi
Landasan Filosofis adalah landasan yang berdasarkan/ bersifat
filsafat (falsafah). Kata filsafat (philosophy) berasal dari
bahasa Yunani philein berarti mencintai, dan shopos atau sophis berarti
hikmah,bijaksana.
Konsepsi fisiologis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya
bersumber dari dua faktor :
a.Religi dan etika yang bertumpu pada
keyakinan
b.Ilmu pengetahuan yang mengandalkan
penalaran.
Filsafat berada keduanya. Kawasannya seluas dengan religi diantara namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan
karena filsafat timbul dari keraguan dan mengandalkan akal manusia ( Redja Mudyaharjo).
v
Terdapat dua pendekatan dalam penggunaan istilah Filsafat yaitu :
- Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
- Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika epistemologi (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang Indah dan Jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada” termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik (filsafat pemerintahan).
Ø
Peranan filsafat dalam bidang pendidikan
berkaitan dengan hasil kajian antara lain :
- Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti zoon politicon, animal education
- Masyarakat dan kebudayaan
- Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan
- Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidik utamanya filsafat pendidikan.
Pragmatisme merupkan aliran filsafat yang
mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar,
atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada
manusia.
John Dewey salah seorang tokoh paragmatisme
mengemukakan bahwa penerapan konsep paragmatisme secara eksperimental melalui
lima tahapan yaitu :
- Situasi tak tentu yaitu timbulnya situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
- Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan faktor penyebabnya.
- Hipotesis, penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
- Pengujian Hipotesis, pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika diperaktekkan.
- Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipoteisis terbaik dilaksanakan .
Ø
Oleh karena itu, bagi paragmatisme, pendidikan adalah suatu
proses eksperimental dan metode mengajar
yang penting adalah pemecahan masalah. Ada empat mazhab/aliran dalam filsafat
pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan
pendidikan yaitu :
- Esensialisme
Mazhab filsafat pendidikan yang mengutamaka pelajaran teoritik atau
bahan ajar yang esensial.
- Parenialisme
Mazhab pendidikan yang mengutamakan bahan ajar yang konstan (perenial),
yakni kebenaran, keindahan, dan cinta kepada kebaikan yang universal
- Paragmatisme dan progresivisme
Aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan.
Progresivisme
Progresivisme
atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang
mendasarkan diri pada beberapa prinsip antara lain sebagai berikut :
- Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
- Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
- Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
- Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium melakukan reformasi pedagogik dan eksperimentasi
- 4. Rekonstruksionisme
- Rekonstruksionisme mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidika sebagai pelopor perubahan masyarakat. Oleh karena itu sekolah perlu mengembangankan suatu idiologi kemasyarakatan yang demokratis. Peran guru yakni sebagai pemimpin dalam metode proyek yang memberi peranan pada siswa cukup besar dalam proses pendidikan. Namun sebagai pemimpin penlitian, guru dituntut menguasai sejumlah pengetahuan dan ilmu yang esensial demi keterarahan pertumbuhan siswanya.
- Landasan Sosiologis
a.
Pengertian landasan sosiologi
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu
bahkan dua generasi. Yang memungkinkan generasi muda mengenbangkan diri.
Ø
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah
tentang proses sosial dan pola – pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari dalam sosiologi pendidikan meliputi
empat bidang yaitu :
- Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
- Hubungan kemanusiaan di sekolah
- Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya
- Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interksi antra sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
- Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologi Sistem Pendidikan Nasional.
Masyarakat adalah sekelompok
orang yang berinteraksi antara sesamanya,saling tergantung dan terikat oleh
nilai dan norma yang dipatuhi bersama, serta pada umumnya bertempat tinggal
pada suatu wilayah tertentu dan bahkan mempuyai hubungan darah atau memiliki
kepentingan bersama.
3. Landasan Kultural
a. Pengertian
landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia
akan selalu terkait dengan pendidikan utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti
luas dapat berwujud :
v
Ideal seperti ide, gagasan, nilai dll
v
Kelakuan berpola manusia dalam masyarakat
v
Fisik yakni benda hasil karya manusia
Cara untuk mewariskan kebudayaan,
khususnya mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru berbeda dari masyarakat
kemasyarakat. Pada umumnya ada
tiga cara yang dapat dilakukan yaitu :
informal, formal
dan non formal
b. Kebudayaan Nasional Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nsional (Sisdiknas)
Yang dimaksud dengan sisdiknas adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia. (UU-RI No.2/1989) pasal 1 Ayat 2.Karena masyarakat Indonesia sebagai pendukung
kebudayaan itu adalah masyarakat yang
majemuk. Maka kebudayaan bangsa Indonesia
tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Nusantara yang beragam. Puncak kebudayaan Nusantara
yang diterima secara Nasional disebut kebudayaan Nasional. Seiring dengan
semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika
- Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang
pendidikan. Landasan psikologis dari
pendidikan tersebut tertuju pada pemahaman manusia khususnya pada proses
perkembangan dan proses belajar.
Terdapat beberapa pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dari segi
psikologis dalam kaitannya dengan pendidikan.
Strategi Disposisional ini memberikan tekanan
pada peranan faktor hereditas dalam perkembangan manusia.
Pada
strategi behavioral dan phenomenologis ditekankan peranan faktor belajar
dalam perkembangan manusia.
- Pengertian Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan,
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
Oleh karena itu pemahaman perkembangan kepribadian akan sangat
bermanfaat untuk pendidikan utamanya dalam membantu setiap peserta didik
mengembangkan kepribadiannya.
Teori Freud merupakan teori motivasi sekaligus merupakan teori
kepribadian.
Ø
Maslow mengemukakan kategori kebutuhan menjadi
6 kelompok :
- Kebutuhan fisiologis, kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahatn dll.)
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan akan cinta dan pengakuan. Kebutuhan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain.
- Kebutuhan harga diri, kebutuhan yang berkaitan dengan perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik.
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri, kebutuhan untuk melakukan sesuatu dan mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan pendapat, perasaan dll)
- Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, kebutuhan yang bekaitan dengan penguasaan IPTEK
b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan
Psikologis
Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan baik karena pertumbuhan
maupun karena perkembangan. Pertumbuhan
terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan
proses pendewasaan.
Perkembanagan
terutama karena pengaruh lingkungan
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
- Pengetian tentang IPTEK
v
Pengetahuan (knowledge) segala sesuatu yang
diperoleh melalui berbagai cara
pengindraan terhadap fakta, penalaran, (rasio), wahyu.
v
Teknologi, tindak lanjut dari hasil
pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Pengembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
IPTEK merupakan salah satu dari hasil usaha manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu peserta didik seyogianya sedini
mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk sederhana. Pada
akhir-akhir ini telah dikebangkan cara belajar siswa aktif dengan pendekatan
keterampilan proses. Misalnya merancang suatu kegiatan eksperimen. Pembentukan
keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin secara serentak akan
melahirkan dasar terbentuknya masyarakat
yang sadar IPTEK
B . Asas-Asas Pokok Pendidkkan
- Asas Tutwuri Handayani
- Asas Belajar Sepanjang Hayat
- Asas Kemandirian dalam Belajar
- Pilar Pendidikan
Ada
4 Pilar Pendidikan
- Learning to know; belajar untuk memahami,
- Learning to do; belajar untuk berbuat
- Learning to leave together; belajar untuk hidup dalam kebersamaan
- Lerning to be; belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar