Senin, 18 November 2013

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA



  Landasan pendidikan memberikan pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia, serta mendukung perkembangan masyarakat , bangsa dan negara.
Beberapa landasan pendidikan  yaitu
1.        Landasan Filosofis
2.       Landsan Sosiologis
3.       Landasan Kultural
4.       Landasan Psikologis
5.       Landasan Ilmiah dan Teknologi
        Landasan Filosofis adalah landasan yang berdasarkan/  bersifat  filsafat (falsafah). Kata filsafat (philosophy) berasal dari bahasa Yunani philein berarti mencintai, dan shopos atau sophis berarti hikmah,bijaksana.
       Konsepsi fisiologis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor :
       a.Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
       b.Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
    Filsafat berada keduanya. Kawasannya seluas dengan religi diantara  namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan mengandalkan akal manusia             ( Redja Mudyaharjo).
v  Terdapat dua pendekatan dalam penggunaan    istilah Filsafat  yaitu :
  1. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah  yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi  makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
  2. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika epistemologi (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang Indah dan Jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada” termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik (filsafat pemerintahan).
Ø  Peranan filsafat dalam bidang pendidikan berkaitan dengan hasil kajian antara lain :
  1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti zoon politicon, animal education
  2. Masyarakat dan kebudayaan
  3. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan
  4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidik utamanya filsafat pendidikan.
     Pragmatisme merupkan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia.
        John Dewey salah seorang tokoh paragmatisme mengemukakan bahwa penerapan konsep paragmatisme secara eksperimental melalui lima tahapan  yaitu :
  1. Situasi tak tentu yaitu timbulnya situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
  2. Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan faktor penyebabnya.
  3. Hipotesis, penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
  4. Pengujian Hipotesis, pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika diperaktekkan. 
  5. Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya  setelah hipoteisis terbaik dilaksanakan .
Ø  Oleh karena itu,  bagi paragmatisme, pendidikan adalah suatu proses eksperimental  dan metode mengajar yang penting adalah pemecahan masalah. Ada empat mazhab/aliran dalam filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan yaitu :
  1. Esensialisme
      Mazhab filsafat pendidikan yang mengutamaka pelajaran teoritik atau bahan ajar yang esensial.
  1. Parenialisme
      Mazhab pendidikan yang mengutamakan bahan ajar yang konstan (perenial), yakni kebenaran, keindahan, dan cinta kepada kebaikan yang universal
  1. Paragmatisme dan progresivisme
      Aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan.
      Progresivisme
      Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip antara lain sebagai berikut :
  1. Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
  2. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik  untuk merangsang minat belajar.
  3. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
  4. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium melakukan reformasi pedagogik dan eksperimentasi
  5. 4. Rekonstruksionisme
  6.     Rekonstruksionisme mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidika sebagai pelopor perubahan masyarakat. Oleh karena itu sekolah perlu mengembangankan suatu idiologi kemasyarakatan yang demokratis. Peran guru yakni sebagai pemimpin dalam metode proyek yang memberi peranan pada siswa cukup besar dalam proses pendidikan. Namun sebagai pemimpin penlitian, guru dituntut menguasai sejumlah pengetahuan dan ilmu yang esensial demi keterarahan pertumbuhan siswanya.
  1. Landasan Sosiologis
      a. Pengertian landasan sosiologi
           Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu bahkan dua generasi. Yang memungkinkan generasi muda mengenbangkan diri.
Ø  Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola – pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari dalam sosiologi pendidikan meliputi empat bidang yaitu :       
  1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
  2. Hubungan kemanusiaan di sekolah
  3. Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya
  4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interksi antra sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
  1. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologi Sistem Pendidikan Nasional.
         Masyarakat  adalah sekelompok orang yang berinteraksi antara sesamanya,saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, serta pada umumnya bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu dan bahkan mempuyai hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.
3. Landasan Kultural
    a. Pengertian landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia akan selalu terkait dengan pendidikan utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud :
v  Ideal seperti ide, gagasan, nilai dll
v  Kelakuan berpola manusia dalam masyarakat
v  Fisik yakni benda hasil karya manusia
Cara untuk mewariskan kebudayaan, khususnya mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru berbeda dari masyarakat kemasyarakat. Pada umumnya ada tiga cara yang dapat dilakukan  yaitu :
 informal, formal dan non formal
b. Kebudayaan Nasional Sebagai Landasan     Sistem Pendidikan Nsional (Sisdiknas)
        Yang dimaksud dengan sisdiknas adalah pendidikan yang berakar  pada kebudayaan bangsa Indonesia. (UU-RI No.2/1989) pasal 1 Ayat 2.Karena  masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan itu adalah masyarakat  yang majemuk. Maka kebudayaan bangsa Indonesia  tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Nusantara  yang beragam. Puncak kebudayaan Nusantara yang diterima secara Nasional disebut kebudayaan Nasional. Seiring dengan semakin kukuhnya  persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika
  1. Landasan Psikologis
      Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.  Landasan psikologis dari pendidikan tersebut tertuju pada pemahaman manusia khususnya pada proses perkembangan dan proses belajar.
      Terdapat beberapa pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan pendidikan.
*      Strategi Disposisional ini memberikan tekanan pada peranan faktor hereditas dalam perkembangan manusia.
*      Pada  strategi behavioral dan phenomenologis ditekankan peranan faktor belajar dalam perkembangan manusia.
  1. Pengertian Landasan Psikologis
       Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
       Oleh karena itu pemahaman perkembangan kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan utamanya dalam membantu setiap peserta didik mengembangkan     kepribadiannya.
      Teori Freud merupakan teori motivasi sekaligus merupakan teori kepribadian.
Ø  Maslow mengemukakan kategori kebutuhan menjadi 6 kelompok :
  1. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahatn dll.)
  2. Kebutuhan rasa aman
  3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan. Kebutuhan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain.
  4. Kebutuhan harga diri, kebutuhan yang berkaitan dengan perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik.
  5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri, kebutuhan untuk melakukan sesuatu dan mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan pendapat, perasaan dll)
  6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, kebutuhan yang bekaitan dengan penguasaan IPTEK
b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan Psikologis
     Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan  terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan.
      Perkembanagan  terutama karena pengaruh lingkungan
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
  1.   Pengetian tentang IPTEK
v   Pengetahuan (knowledge) segala sesuatu yang diperoleh melalui  berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran, (rasio), wahyu.
v  Teknologi, tindak lanjut dari hasil pengembangan ilmu pengetahuan.
   
b. Pengembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
          IPTEK merupakan salah satu dari hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu peserta didik seyogianya sedini mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk sederhana. Pada akhir-akhir ini telah dikebangkan cara belajar siswa aktif dengan pendekatan keterampilan proses. Misalnya merancang suatu kegiatan eksperimen. Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin secara serentak akan melahirkan  dasar terbentuknya masyarakat yang sadar IPTEK
B . Asas-Asas Pokok Pendidkkan
  1.    Asas Tutwuri Handayani
  2.    Asas Belajar Sepanjang Hayat
  3.    Asas Kemandirian dalam Belajar
  1. Pilar Pendidikan
      Ada 4 Pilar Pendidikan
  1.       Learning to know; belajar untuk memahami,
  2. Learning to do; belajar untuk berbuat
  3. Learning to leave together; belajar untuk hidup dalam    kebersamaan
  4. Lerning to be; belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar