Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Mengajar adalah segala
upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Dalam prosesnya
aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian
bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan diubah. Guru berperan bukan
sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator
of learning – pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar.
Beberapa prinsip umum tentang mengajar:
1) Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa
2) Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis
3) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa
4) Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar
5) Tujuan pengajaran harus diketahui siswa
6) Mengajar harus mengikuti rpinsip psikologis tentang belajar.
Arti belajar; Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara sengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
a) Kesiapan (readiness); yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu
b) Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
c) Tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa
2) Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis
3) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa
4) Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar
5) Tujuan pengajaran harus diketahui siswa
6) Mengajar harus mengikuti rpinsip psikologis tentang belajar.
Arti belajar; Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara sengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
a) Kesiapan (readiness); yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu
b) Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
c) Tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa prinsip umum tentang belajar:
1) Proses belajar adalah kompleks namun terorganisasi
2) Motivasi penting dalam belajar
3) Belajar berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang kompleks.
4) Belajar melibatkan proses perbedaan dan penggeneralisasian berbagai proses.
Prinsip-prinsip Belajar
- Untuk dapat belajar dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang wajar, tanpa tekanan.
- Untuk dapat belajar dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang merangsang
- Dalam proses belajar mengajar, siswa sering membuthkan bimbingan dan bantuan guru
- Dalam Proses Belajar mengajar, siswa membuthkan kesempatan untuk berkomunikasi, baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya
- Kebutuhan siswa akan poin 1,2,3 dan 4 berbeda dalam ragam dan kadarnya.
1) Proses belajar adalah kompleks namun terorganisasi
2) Motivasi penting dalam belajar
3) Belajar berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang kompleks.
4) Belajar melibatkan proses perbedaan dan penggeneralisasian berbagai proses.
Prinsip-prinsip Belajar
- Untuk dapat belajar dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang wajar, tanpa tekanan.
- Untuk dapat belajar dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang merangsang
- Dalam proses belajar mengajar, siswa sering membuthkan bimbingan dan bantuan guru
- Dalam Proses Belajar mengajar, siswa membuthkan kesempatan untuk berkomunikasi, baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya
- Kebutuhan siswa akan poin 1,2,3 dan 4 berbeda dalam ragam dan kadarnya.
Keterampilan Dasar Mengajar
Jenis-jenis keterampilan mengajar terbatas, mempunyai rentangan dari yang
sederhana sampai yang kompleks, dari yang mengimplementasikan guru sebagai
pusat keaktifan sampai kepada penciptaan situasi yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan kegiatan secara optimal. Jenis–jenis keterampilan
mengajar tersebut meliputi:
1. Keterampilan Bertanya (Dasar dan Lanjutan)
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
8. Keterampilan Mengelola Kelas
1. Keterampilan Bertanya (Dasar dan Lanjutan)
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
8. Keterampilan Mengelola Kelas
Yang dimaksud dengan keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan
keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat
gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara
maupun gangguan yang berkelanjutan.
Tujuan
1) Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan untuk: Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya. Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan untuk: Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya. Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
2) Tujuan untuk Guru
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam: Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Komponen-Komponen
Pada garis besarnya keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu;
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam: Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Komponen-Komponen
Pada garis besarnya keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu;
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal.
Menunjukan sikap tanggap,
Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan tanggapan-tanggapan atas perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik.
Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan tanggapan-tanggapan atas perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik.
Membagi perhatian,
Kelas diisi lebih dari satu orang akan tetapi sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. Perhatian guru tidak hanya terpokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merat kepada setiap anak yang ada di dalam kelas.
Kelas diisi lebih dari satu orang akan tetapi sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. Perhatian guru tidak hanya terpokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merat kepada setiap anak yang ada di dalam kelas.
Memusatkan perhatian kelompok,
Munculnya kelompok informal di kelas, atau pengelompokan karena di sengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan.
Munculnya kelompok informal di kelas, atau pengelompokan karena di sengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan.
Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
Untuk mengarahkan kelompok kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan di atas, juga memudahkan anak menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah emamparkan setiap pelaksanan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
Untuk mengarahkan kelompok kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan di atas, juga memudahkan anak menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah emamparkan setiap pelaksanan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
Menegur,
Permasalahan bisa terjadi dalam hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran tidak merupakan hal yang memberikan efek penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya. memberi penguatan, penguatan adalah Upaya yang diarahkan agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
Permasalahan bisa terjadi dalam hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran tidak merupakan hal yang memberikan efek penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya. memberi penguatan, penguatan adalah Upaya yang diarahkan agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal Memodifikasi tingkah laku
Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntutan kegiatan pemebelajaran sehingga tidak muncul prototyfe pada diri anak tentang peniruan perilaku yang kurang baik. Pengelolaan kelompok
Kelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang terapkan oleh guru. Kelompok juga bias muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaiant ujuan pembelajaran maka kelompok yang ada dikelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Permasalahan memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh karena itu permasalahan akan muncul didalam kelas kaitannya dengan interaksi dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang besar bila tidak bias diselesaikan. Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan secepatnya mengambil langkah penyelesaian sehingga ada solusi untuk masalah tersebut.
Hal-hal yang harus dihindari
Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam mempraktekkan keterampilan mengelola kelas adalah :
Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntutan kegiatan pemebelajaran sehingga tidak muncul prototyfe pada diri anak tentang peniruan perilaku yang kurang baik. Pengelolaan kelompok
Kelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang terapkan oleh guru. Kelompok juga bias muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaiant ujuan pembelajaran maka kelompok yang ada dikelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Permasalahan memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh karena itu permasalahan akan muncul didalam kelas kaitannya dengan interaksi dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang besar bila tidak bias diselesaikan. Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan secepatnya mengambil langkah penyelesaian sehingga ada solusi untuk masalah tersebut.
Hal-hal yang harus dihindari
Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam mempraktekkan keterampilan mengelola kelas adalah :
1) Campur tangan yang berlebihan, campur tangan yang berlebihan dari guru
kepada setiap perilaku kedirian siswa akan memberikan damapak yang kurang baik,
oleh karena itu campur tangan dilakukan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai pendidik di kelas.
2) Kesenyapan, proses kesenyapan memang diperlukan di kelas tapi tidak
merupakan kegiatan yang berjalan dengan akumulasi yang cukup panjang, karena
dapat menimbulkan perilaku yang berlebihan dari siswa dan dimanfaatkan untuk
berinteraksi dengan teman lainnya.
3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, awal dan akhir
kegiatan adalah hal yang krusial bagi guru. Awal adalah pembuka jalan dalam
mengorganisasikan pikiran anak untuk menemukan dan melakukan berbagai hal di
kelas terutama kaitannya dengan tugasnya dan akhir adalah bentuk akumulasi
tentang pemahaman atas kegiatan dan kegiatan lanjutan yang akn dilakukan siswa.
4) Penyimpangan, bentuk perilaku yang menyimpang baik secara individual
maupun kaitannya dalam pelaksanaan pembelajaran.
5) Bertele-tele, kata atau kalimat yang bertele-tele dan kegiatan yang
bertele-tele akan menimbulkan kebosanan dan ketidak nyamanan ketika hal itu
tertuju pada satu orang saja atau pada satu pokok bahasan saja.
6) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu, banyak hal yang baru bagi
siswa yang dapat disampaikan, dan banyak hal lainnya yang juga memerlukan
pengulangan. Prinsipnya adalah dimana ketika terjadi proses pengulangan adalah
bentuk untuk mengkaitkan pokok bahasan, menegaskan, dan mencontohkan. Karena
pengulangan bisa memunculkan persepsi yang kurang baik pada diri siswa, mungkin
akan muncul anggapan bahwa guru tidak bias mengajar.
Fungsi Guru dalam Pembelajaran (Manajemen Kelas)
Fungsi Guru dalam Pembelajaran (Manajemen Kelas)
1. Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu ; 1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, 2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru.
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu ; 1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, 2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru.
2. Fungsi Edukasional
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
3. Fungsi Managerial
Fungsi kepemimpinan atau managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja, bahkan menynangkut pula kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat.
Fungsi kepemimpinan atau managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja, bahkan menynangkut pula kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar