Ada 4 macam dimensi hakikat manusia
yaitu :
1.
Dimensi keindividualan
2.
Dimensi kesosialan
3.
Dimensi kesusilaan
4.
Dimensi keberagamaan
1. Dimensi
Keindividualan
Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab
sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada
diri manusia.
Setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri
yang sangat kuat meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya
sehingga memerlukan pihak lain yaitu Pendidik
Ø Pola pendidikan yang diharapkan adalah yang demokrtais.
Guru mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
Ø Pola pendidikan yang menghambat perkembangan
individualitas misalnya yang bersifat
otoriter dalam hubungan ini desebut pendidikan yang patologis. Dalam pengembangan
individualitas melalui pendidikan tidak dibenarkan jika pendidik
memaksakan keinginannya pada subyek didik. Tugas pendidik hanya menunjukkan jalan dan mendorong subyek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam mengembangkan
diri dengan berpedoman pada prisip ing
ngarso sungtulodo, imadya mangun karso, tutwuri handayani
2. Dimensi
Kesosialan
Adanya dimensi kesosialan pada diri
manusia tampak lebih jelas pada dorongan
untuk bergaul. Adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu
sesamanya.
3.
Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan bersal dari kata su dan sila
yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi didalam kehidupan
bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas.
Ada dua macam istilah yang mempunyai konotasi yang berbeda yaitu
1. Etiket (persoalan kepantasan dan
kesopanan)
2. Etika
(persolan kebaikan)
Orang berbuat jahat misalnya berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan tidak beretika atau tidak
bermoral. Sedangkan tidak sopan diartikan
sebagai tidak beretiket. Jadi jika etika dilanggar ada orang lain
yang merasa dirugikan. Sedangkan pelanggaran etiket haya mengakibatkan ketidak senangan orang
lain.
4. Dimensi
Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk
religius. Manusai memerlukan agama demi keselamatan hidupnya . Dapat dikatakan
bahwa agama menjadi sandaran vertikal
manusia.
Oleh karena itu anak pelu diberikan
pendidikan agama. Pendidikan agama seyogianya menjadi tugas orang tua dalam
lingkungan keluarga . Karena pendidikan
agama adalah persoalan afektif dan kata
hati. Pesan-pesan agama harus tersalur dari hati ke hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar